Senin, 26 Oktober 2009

AKU DAN SEBUAH FACEBOOK

YIYIN N HEART

A
da facebook, bagai menemukan sebuah mainan baru, bahkan mungkin mendekati kegilaan yang tak jelas. Siang dan malam, waktu habis hanya karena facbook. Asyik, menggelitik, bahkan terkadang mengesalkan. Tanpa tahu apa yang dicari dengan jelas. Sekedar penghilang sepi ketika gelisah melintas. Itulah yang memacuku untuk membuat akun di facebook. Mungkin kesibukan ibu rumah tangga seperti aku membuat aku terkurung bahkan terkadang resah mencari jati diri.

Awal aku tersenyum, mungkin sumringah yang begitu sangat... Saat kudapat begitu banyak pujian menggila atas fotoku.... Hingga akhirnya aku bahkan mendapat sebuah surat cinta yang membuat aku bagai terbang melayang terhempass jauh ke langit ketujuh.... Ternyata aku masih digilai.... Apalagi sang mantan pacar di masa lalu tak ketinggalan turut muncul dalam belantara facebookku.

Ternyata menyenangkan main facebook. Aku mendapat begitu banyak surat cinta yang indah, membuaiku, meninabobokanku, membuat aku terasa bagai remaj kembali..... Hingga sebuah surat cinta yang awalnya terasa biasa kuterima lewat facebookku.... Surat cinta itu adalah dari seorang wanita..... Fuiiih....! Ternyata tak hanya lelaki yang menyukai foto-fotoku.... Tapi juga bahkan seorang wanita lesbian..... Cantik pula.... jatuh cinta padaku......Ya, aku menyebut mereka semua menyukai fotoku.... Karena yang mereka lihat adalah bukan diriku tapi fotoku.

Aku begitu bersemangat berfoto dan menciptakan pose-pose baru..... Alhasil, setiap fotoku memang membuat mereka menyukainya.... Aku bangga dalam mimpi sesaat.... Facebook memang hanya dunia mimpi.....

Satu, dua, hingga surat kesekian dari Reinhhh kuterima.... Reinhhh, dia begitu mengagumiku.... Berkali-kali ia ingin cerita tentang statusku sebenarnya? Apakah aku harus jujur? Bahwa aku sesungguhnya wanita berusia tiga puluh sembilan tahun dengan dua anak gadis dan sebuah rumah tangga yang sesungguhnya harmonis? Atau aku harus berdusta? Agar aku tetap mendapatkan surat cinta Reinhhh yang indah.....

Andai aku bohong, bisa saja Reinhhh tak akan pernah tahu..... Dan ia tetap akan setia mengirimkan setiap surat cintanya untukku.... Untuk apa aku harus bohong? Seketika aku bertanya pada diriku sendiri..... Tidak, aku tidak perlu bohong.... Bukankah kami masih bisa bersahabat baik dengan Reinhhh?

Setelah memutuskan cukup lama, akhirnya aku membuat surat kejujuran..... Aku menyebutkan surat kejujuranku.... Karena surat yang kusampaikan lewat Email ini adalah semua kejujuranku tentang hidupku yang sebenarnya.... Tentang aku, seorang ibu rumah tangga dan segala rutinitasnya.... Tentang aku seorang ibu dari seorang anak gadis yang mulai dewasa.... Tentang aku dan rumah tanggaku yang harmonis..... Tentang semuanya..... Karena Reinhh harus tahu..... Bahwa bisa menjadi sahabatnya.....

Alhasil.... setelah suuratku melayang..... Reinhhh tak lagi membalas suratku. Mungkin Reinhh yang berada di luar negeri sana, terpukul dengan surat kejujuranku.... Mungkin juga Reinhhh menyesal karena sudah meninabobokan dengan segala harapan cintanya..... Mungkin juga Reinhhh terluka karena harapan cintanya bagai musnah seketika.....

Sejak Reinnhhh tak lagi mengirim surat cinta untukku, aku jadi tak bersemangat lagi dengan facebook. Bahkan berkali-kali aku menutup akunku. Tapi kemudian membukanya kembali. Apakah berkomunikasi di facebook hanya untuk bercinta, Reinhhh?
Tapi Reinhh masih ada di sana.... Aku massih merindukaannya.... Aku masih berharaf Reinnh tetap mencintai dan menerimaku.... sebagai seorang sahabat dengan sebuah surat kejujurannya....!


Ditulis untuk seseorang di sana....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar